JSA 2015: Fokus Keluarga Tumbuh Kembangkan Anak
INILAHCOM, Jakarta - 600 anak marjinal dan 300 orang sukarelawan dari Jakarta dan sekitarnya ramaikan agenda tahunan Jambore Sahabat Anak (JSA) 2015 di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta, akhir pekan lalu. JSA yang telah berlangsung 19 kali tersebut fokus keluarga pada tumbuh kembang anak.
"Tema JSA 2015 adalah Kucinta Keluargaku, yang merupakan bagian dari rangkaian kampanye kami untuk mensosialisasikan perlindungan anak melalui keluarga. Sahabat Anak ingin mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan perlindungan anak Indonesia," jelas Ketua Panitia JSA Franxis Erika, berdasarkan keterangan tertulis, Rabu (02/09/2015).
John Hunter dari AVI (Australian Volunteer International) mengatakan JSA kai ini ketiga kalinya dia ikut serta sebagai kakak pendamping. "Di Jambore kali ini, saya merasa memiliki lebih banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama dengan dua adik yang saya dampingi, sehingga kami bisa saling mengenal lebih baik. Walaupun saya berasal dari Negara yang berbeda, mereka dari Indonesia dengan kehidupan yang jauh lebih sederhana, saya sadar bahwa ketika kita berbicara tentang keluarga, sebenarnya yang kita rasakan, inginkan dan harapkan tidak jauh berbeda, yaitu relasi yang lebih baik dengan anggota keluarga kita,” papar dia.
Tercatat, jumlah kelahiran 4,8 juta bayi tahun 2015, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia bertambah menjadi 237 juta jiwa. Menurut data Kementerian Sosial, 17% dari jumlah anak-anak Indonesia berpotensi menjadi anak jalanan. Data Dinas Sosial di provinsi DKI Jakarta saja saat ini terdapat 7.300 anak jalanan. Keadaan ekonomi keluarga kurang baik menyebabkan anak rentan berbagai masalah seperti pelecehan, kekerasan, penyalahgunaan obat-obatan dan berbagai masalah sosial lain.
Sebagai salah satu penandatanganan Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk menjamin pemenuhan hak anak. Salah satunya melalui pengesahan UU No. 35 Tahun 2014 jo. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dengan adanya UU Perlindungan Anak, apa yang orangtua lakukan terhadap anak tidak hanya menjadi wilayah domestik keluarga tetapi juga menjadi wilayah publik.
"Masyarakat di sekitar keluarga turut bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi pada anak selama dalam pengasuhan dan didikan keluarga. Dalam JSA 2015, anak-anak marjinal diberi kesempatan memperluas wawasan dan ketrampilan dalam berkarya melalui kegiatan lokakarya antara lain permainan, lomba menggambar tema keluarga, pembuatan pohon harapan, serta membuat mural yang mengekspresikan rasa cinta kepada keluarga," terang Franxis.
Peserta asal Klender, Jakarta Timur Nanang (14 tahun) mantan siswa sekolah nonformal Sahabat Anak dan sekarang pelajar SMP swasta di Jakarta sudah mengikuti acara JSA lima kali sejak 2011 ini mengatakan, "walaupun Bapak sudah tidak ada, semoga ke depan bisa lebih baik lagi hubungan dengan orang-orang yang menganggap saya sebagai keluarga." [aji]
Read More : JSA 2015: Fokus Keluarga Tumbuh Kembangkan Anak.
0 komentar:
Posting Komentar